Budaya Nyantri Sebelum Mantu
Sekarang pemerintah Indonesia harus segera memberi perhatian khusus pada masyarakat mengenai adat istiadat dan suku-suku terasing yang nyaris punah di dalam teritorial NKRI. Pembangunan fisik, industri, infrastruktur hendaknya dijadikan sarana untuk menyelamatkan mereka dan bukannya menggeser bahkan menghapus keberadaan masyarakat adat dan suku-suku terasing tersebut. Hilangnya mereka dari bumi Indonesia merupakan kegagalan bangsa ini membangun peradabannya. Adat jawa seperti Budaya Nyantri Sebelum Mantu saat ini sedikit sekali masyarakat yang mengerti dan memahami apalagi menerapkannya. Sebenarnya banyak adat-istiadat Jawa yang ada. Mulai dari masih dalam kandungan sampai dengan meninggal dunia, seperti tingkeban, brokohan, sepasaran, selapanan, tedahak siti, sunatan/tetesan, nyantri, midodareni, mantu dan lain sebagainya. Salah satu di antaranya dalam tata cara mantu ada tradisi nyantri. Tujuan upacara adat itu dilakukan sebagai tanda syukur terhadap Gusti yang membuat bumi ini.
Tradisi nyantri atau nyantrik adalah salah satu tradisi yang juga menjadi syarat dan budaya dalam pernikahan adat jawa. Upacara ini merupakan upacara penyerahan dan penerimaan dengan ditandai datangnya calon pengantin pria beserta pengiringnya ke kediaman mempelai wanita. Acara ini memiliki esensi sebagai perkenalan dan penyerahan kepada keluarga menantu. Calon pengantin pria datang ke rumah calon penganten wanita sehari sebelum upacara ijab kabul terlaksana. Calon pengantin pria kemudian menginap di rumah calon mertua, tujuannya untuk menjaga ketenteraman sarta keselamatan dalam makna yang lebih luas.